By Siti Untari
”Jangan takut nada Bu, yang penting nyanyi aja, anak kecil mana tahu suara fals apa nggak, yang penting enjoy, asik, anak gembira….” Demikian Waka Kesiswaan menyemangatiku kala itu. “Pasti bisalah, saya yakin njenengan pasti bisa!” Ujarnya memantapkanku.
Aku makin melongo. Bukan masalah nada bu. Suaraku yang kurang bagus alias cempreng rombeng itu fakta, tapi perkaranya tak sesederhana itu. Bahkan syair lagunyapun aku tak hafal. Gak tahu, mau nyanyi lagu apa nanti? Kalau gak sedang khilaf juga aku nggak pernah nyanyi je.
Ini salah satu keterkejutanku yang pertama. Jadi agak ciut, berarti mau atau tidak aku harus maksain diri buat nyanyi yah? Cari lagu anak-anak. Minta dicontohi. Coba praktek.
Begitulah, cinta yang mampu jadikan pengucut sebagai pemberani. Si bakhil jadi penderma. Si bodoh jadi pintar. Menajamkan pena penulis. Menguatkan yang lemah. Mencerdaskan juga mendatangkan kegembiraan pada jiwa dan perasaan si pencita. Yang ini pernah kubaca dari tulisan seorang ustadz asal Kota Gudeg sana.
Loh kok? (ups!) Santai kawan, meski kata cinta sangat dekat dengan orientasi tanda tanya, bukan masalah itu yang hendak kita bahas di sini. Adalah dua kutub yang berbeda jika ingin menterjemahkannya.
Maka ijinkan aku bicara soal cinta. Perkara terelok sepanjang masa. Namun tidak, bukan cinta ala remaja yan enteng menyatakan I love you, love you too. Semoga engkau tak jadi enggan membacanya.
Aku hanya ingin mengajakmu berbagi. Tentang bongkahan rasa yang menyumbat di dada. Jika untuk objek pelaku dapat menjadi (sepeti) objek sepenuhnya, mungkin itulah cinta.
Aku belajar menjadi seperti mereka. Sekali lagi ini perkara lain jika kau ingin membahas cinta yang berbeda. Ingat ceritaku yang lalu? Saat aku harus berbaur dengan remaja putih abu-abu serta keunikan-keunikan mereka? Maka aku melebur masuk ke dunia mereka.
Kini objekku calon mujahid-mujahidah yang baru meninggalkan masa balitanya. Masa peralihan. Tentu berbeda dari sebelumnya. Dan aku harus lebih dulu menjadi objek untuk memberikan contoh pada mereka bagaimana menjadi subjek, pelaku!
Aku shock, ketika salah satu dari mereka bilang tidak bisa bikin anggka delapan. Aku gondok ketika ada yang mogok tidak mau belajar. Aku pusing, melayani wali murid yang tak sepenuhnya sepakat. Aku bingung ketika salah satu dari mereka ngamuk tak pasti alasannya.
Bikin angka delapan nggak bisa nangis. Nulis belum selesai nangis. Mau pipis malu ngomongnya, nangis sambil ngompol. Tanpa sebab jelas nggak mau masuk kelas, nangis di halaman. Nggak suka menu makan siangnya nangis. Nggak cocok snack sekolah, ngomongnya sambil nangis. Tiadakah bahasa selain airmata, anak-anak?? Kenapa kalian buatku juga ingin dengan airmata-airmata itu?
Tak disangkal, akupun membalasnya dengan airmata di masjid. Usai dzuhur berjamaah yang berurai airmata, aku mengadu padaNya. Allah,,,mungkinkah ini bukan saat yang tepat untukku? Aku begitu sesak, bisakah aku menanggung ini. Aku sungguh lemah Allah,,,aku, aku,,,,
Aku berbagi pada saudara-saudara di sini. Ternyata bukan hanya aku yang mengalami ini diawal-awal. Itu proses kawan, tahapan yang akan membuatmu bermetamorfosis. Langkah masih panjang dan terus berkelok. Ayuh kita melangkah bersama, beriring, bergandengan tangan (ups!)
Tak selesai pada perkara bagaimana aku bisa mengatasi airmata-airmata itu dengan senyuman. Setelah jiwa mulai terkontrol dengan perkara yang fitrah itu, masih harus kuhadapi aral berikut. Kasih sayang para wali, dengan tututan, protes, permitaan, pujian, sanjungan juga hal-hal lain adalah tahapan sepanjang masa yang akan mentarbiyahku.
Bahagia, menikmati, mensyukuri, karena dengan ini aku dapat melihat keMahaKuasaanNya. Hidup adalah pembuktiaan jajni taat kita padaNya. Akan kau buat apa hidupmu, kawan?
Dan cinta hanya kita yang mampu mengupayakannya, dengan cara apa? Ah, rasanya tak pantas jika aku yang menjawab ini semua. Mari kita temukan jawabannya pada relung-relung paling tersembunyi di hati.
Maka, kusambut engkau, cinta! ;)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 Maret 2022 pukul 08.17
Casino, Hotel & RV Park Information - Mapyro
Casinos and other gaming facilities located 공주 출장안마 near Casino 세종특별자치 출장마사지 and Hotel, Casino and RV Park are also located near the 전주 출장샵 Las Vegas 화성 출장마사지 Strip, on the Eastside of the 서귀포 출장마사지