twitter
rss

Struktur kurikulum sekolah dasar (SD) terbaru memiliki ciri khas khusus, bahwa semua mata pelajaran dipadukan dalam tema. Meski pun tampak ada 8 mata pelajaran yang dikelompokkan menjadi kelompok A dan B, pendekatan mengajar guru harus bersifat tematik sesuai ketentuan Kemdikbud.


Untuk tahun ajaran 2013/2014 ditargetkan untuk kelas I mendapat 8 tema dan kelas IV mendapat 9 tema. Kecuali untuk mata pelajaran Pendidikan Agama disajikan secara khusus, artinya tidak masuk di tema, sehingga pendidikan agama dan budi pekerti bisa lebih leluasa dengan alokasi 4 jam pelajaran.

Penghapusan mata pelajaran IPA dan IPS hanya berlaku di kelas I sampai III, karena tidak ada jam pelajaran khusus IPA dan IPS di kelas I, II dan III. Sehingga guru kelas lah yang akan menyampaikan pelajaran tematik yang berisi mata pelajaran PPKN, bahasa Indonesia, Matematika, dan lainnya selain IPA dan IPS.

Dalam struktur kurikulum SD terbaru memang tidak ada jam pelajaran khusus IPA dan IPS untuk kelas I, II dan III. Namun substansi pelajaran tentang ilmu pengetahuan alam dan sosial dapat ditemui di dalam tema terpadu, semisal di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berpengetahuan alam dan sosial.

Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI sudah ada alokasi jam pelajaran untuk; 1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; 2) PPKN; 3) Bahasa Indonesia; 4) Matematika; 5) IPA; 6) IPS; 7) Seni Budaya dan Prakarya; 8) PJOK.

Seperti telah direncanakan Kemdikbud, bahwa semua mata pelajaran di SD untuk kelas I sampai VI akan dibuat tematik. Dan untuk satu kelas ditangani oleh seorang guru kelas, dimana guru ini memegang satu buku panduan tematik berisi semua mata pelajaran. Kecuali untuk buku pegangan pendidikan agama yang disediakan terpisah.

Siswa SD pun tidak akan memanggul buku pelajaran bertumpuk-tumpuk, tapi cukup satu buku tematik. Tidak akan ada lagi bisnis perbukuan dari penerbit dengan pihak sekolah setelah diberlakukannya kurikulum SD terbaru secara penuh.

Khusus untuk bahasa daerah dapat dimasukan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Pola pembelajarannya bisa dibuat lebih aplikatif dengan metode yang substansial, semisal dengan bermain peran menggunakan bahasa daerah.

Sedangkan untuk pelajaran bahasa Inggris sudah dihapus karena bebannya yang menambah berat, terlebih masih banyaknya perbedaan materi dan cara penyampaian yang digunakan oleh guru yang ditugaskan mengajarkan bahasa Inggris di SD.

Bahasa asing apa pun di sekolah dasar sebenarnya tidak perlu belajar pola susun kata dan perubahan strukutur kalimat karena anak-anak sekolah dasar tidak diarahkan menjadi guru struktur bahasa. Adapun pelajaran bahasa asing yang perlu bagi siswa SD adalah semisal mengerti maksud kata “on”, “off”, “open”, “closed”, yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula kata semacam “wahid”, “ahad”, “jum’at”, “jumadil awwal”, “ramadhan” yang bisa dijadikan pelajaran bahasa asing untuk kebutuhan anak SD. Bukan pelajaran SMP atau materi kuliah tentang struktur kalimat dimasukkan ke SD.


*gurumuslim.com

1 komentar:

  1. Assalamualaikum...
    salam kenal kami dari sdit miftaahush shuduur Bogor

Posting Komentar