twitter
rss



AZHAR KUSUMA, S.Pd dilahirkan  di  Kabupaten Cirebon tepatnya di Desa Waledkota Kecamatan Waled  pada   tanggal 04 Desember   1986  merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara  pasangan  suami istri  H. Ebo Suparba dan Hj. Djuriah (Alhamdulillah sampai saat ini mereka masih ada dan selalu menunggu kedatangan putra tercintanya). Bertempat tinggal di D’Trans Quality 2 Blok C8 Kelurahan Bojongbata Kec. Pemalang
Jawa Tengah. Masa kecil bercita-cita menjadi seorang Tentara yang disegani bukan ditakuti namun cita-cita itu telah terkubur dalam-dalam saat ia berumur anak SMP dikarenakan kedua matanya harus menggunakan sambungan untuk dapat melihat (kacapanon in Sunda). Menghabiskan waktu di SD Negeri 2 Waledkota selama 6 tahun (Alhamdulillah naiiiik trus....) khatam SD pada Tahun 1999, ada hal lucu saat SD kls 1, saat itu pembagian rapot Catur wulan I dan Ia mendapatkan Ranking 8 dengan rasa bangga dan senang ditambah ketidak mengertian urutan ranking yang sebenarnya, Ia berjingkrak-jingkrak berlari dari Sekolah menuju rumah karena menurut Ia ranking 8 itu adalah ranking terbesar/terbaik ke dua dari ranking 10 dan pada saat sampai di rumah barulah diberitahu bahwa ranking terbaik adalah ranking 1. (hahaha maluuuu) dan saat itulah akhir mendapatkan ranking 8 yang selanjutnya ranking 2,3,4. Ada satu hal yang mungkin bagi orang lain aneh yaitu ia tidak pernah mau untuk menjadi Ranking 1 karena sering disuruh-suruh ini itu oleh gurunya terutama disuruh nulis berlembar-lembar dipapan tulis sedangkan gurunya??? Entah! walaupun kenyataannya tetap menjadi tombak kepercayaan saat di kelas. hehehe
Setelah menyelesaikan jenjang SD berkat Rahmat Allah SWT dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas (UUD’45 kalee) maka Ia melanjutkan ke SLTP Favorit yang ada di Cirebon sebelah timur yang benama SLTPN1 Ciledug lulus tahun 2002. Tidak begitu banyak pengalaman yang diperoleh saat SMP Ia hanya mengikui Ekskul Palang Merah Remaja (PMR), Pramuka dan Basket meskipun hanya setengah-setengah. Setelah SMP diselesaikan Ia pun melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Babakan, lulus tahun 2005. Mengikuti Ekskul Pecinta Alam meskipun kandas ditengah jalan dikarenakan kasih sayang orang tua yang tidak menghendaki putra tercintanya sering berpergian ke Gunung Ciremai. Saat SMA timbulah cita-cita baru yaitu ingin menjadi guru dan Alhamdulillah setelah lulus dari SMA Ia mengikuti Ujian Masuk (UM) Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Program PGSD jenjang D2 dan lolos seleksi dari ribuan peserta yang mendaftar. Saat Kuliah Ia mengikuti beberapa organisasi-organisasi kampus diantaranya:
1.            Anggota Pramuka Dewan Racana Ki Mas Jong dan Dewi Sartika pada tahun 2005/006
2.            Anggota AKMAPALA (Aktifis Mahasiswa Pencinta Alam) walau kandas ditengah jalan karena perbedaan Prinsip dalam sebuah tes lanjutan anggota, yang saat itu para Anggota di wajibkan melalui tes menjadi pengemis/pengamen/pemulung yang harus  meminta-minta uang/memungut barang di Pasar tengah kota, meskipun hal itu hanya sebagai tes mental tapi Ia tetap dengan keputusannya  untuk keluar dengan alasan “Tangan Di Atas Lebih Baik daripada Tangan di Bawah”.
3.            Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa pada tahun 2005/2006
4.            Ketua Bidang Internal Dewan Racana Ki Mas Jong dan Dewi Sartika Tahun 2006/2007
5.            Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Tahun 2006/2007
Karena kekritisan terhadap kampus dan keaktifannya Ia mendapatkan Bea Siswa bagi aktifis, (yah lumayan untuk bayar kuliah selama 2 semester)
Setelah menyelesaikan pendidikan D2 Ia kembali ke Desa tempat tinggalnya dan mengabdikan diri pada sebuah sekolah dasar SDN 2 Waleddesa saat itu benar-benar merasakan guru tanpa tanda jasa dengan memiliki siswa yang dikenal oleh guru-guru sebagai kelas “super ribut” tetapi dengan kesabaran dan kedekatannya dengan murid akhirnya cap sebagai kelas “super ribut” itu pun berbalik. Ada perasaan sedih dan berat hati saat Ia dengan terpaksa meninggalkan murid-muridnya yang selama 3 tahun bersama saat mereka menginjak kelas 6 dan Ia pun tidak mendampingi mereka sampai lulus. Saat itu Ia harus hijrah ke Pemalang. Alhamdulillah murid-muridnya pun berhasil menebas semua soal UN tanpa kesulitan dengan hasil yang sangat memuaskan dan tanpa bantuan dari guru seperti kebanyakan SD lainnya.
Jenjang S1 ia selesaikan dalam waktu 2 tahun di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kembali menggali ilmu di kampus itu dengan proses tanpa tes akademik atau wawancara karena ia mendapatkan tiket spesial (yang mendapat IP >3.50 saat D2 dapat melanjutkan tanpa tes) dengan mengambil jurusan yang sama. Sampai saat ini Ia meniti karir mengajar kembali yang sempat terputus beberapa bulan dan akhirnya di beri amanah di SDIT Buah Hati Pemalang sebagai guru dan pembina pramuka.
Menikahi seorang perempuan yang bernama Inayah Apriyanti pada tahun 2010 dan dikaruniai seorang putri pada tahun 2011 yang diberi nama Aqila Nayza Kusuma.

0 komentar:

Posting Komentar