twitter
rss


     Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dari orang tualah pertama-tama anak mendapatkan berbagai macam pelajaran, yang baik maupun yang buruk. Jika orang tua mampu menerapkan pola didik yang baik, anak akan tumbuh menjadi sosok dengan kepribadian unggul. Sebaliknya, jika orang tua menerapkan cara mendidik yang salah, anak pun tumbuh akan menjadi pribadi yang tidak baik. Pendidikan yang diterima pada masa kanak-kanak akan membangun karakter seseorang hingga dewasa kelak.
     Begitu pentingnya pendidikan yang baik dari orang tua kepada anaknya. Sayangnya, kerap kali orang tua tanpa menyadari telah menerapkan cara mendidik yang salah terhadap anak-anaknya. Akibatnya, karakter-karakter negatif pun terbangun dalam diri anak. Berikut ini adalah cara mendidik anak yang salah, yang kerap dipraktikkan orang tua.
.Terlalu memanjakan dan selalu memenuhi permintaan anak
     Anak yang terlalu dimanja oleh orang tuanya akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan tidak dapat mandiri. Ia akan selalu bergantung pada orang-orang di sekitarnya. Permintaan yang selalu dituruti, akan membuat anak menjadi malas berusaha dan bekerja keras.
Mengancam dan menakuti-nakuti
     Orang tua sering mengancam dan menakut-nakuti anak saat anaknya sulit dibujuk untuk diam saat menangis atau tidak mau menurut. Anak diancam akan ditinggal pergi atau dipukul. Anak juga ditakut-takuti dengan gambaran hantu, suara petir, atau gelap. Cara mendidik seperti ini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang penakut. Bahkan mungkin, setelah dewasa ia masih merasakan ketakutan pada hal-hal yang ketika masa kecil dijadikan alat untuk menakutinya.
Menghina dan menyalahkan
     Cara mendidik anak seperti ini akan membuat anak menjadi tidak percaya diri, apalagi jika hal itu dilakukan di depan teman-temannya.
Tidak konsisten
     Sering kali orang tua tidak menunjukkan sikap yang konsisten. Misalnya, suatu ketika melarang anak menonton televisi yang acaranya untuk konsumsi orang dewasa, tetapi di lain waktu membiarkan hal itu dilakukan anak. Atau, mengizinkan anak melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang setelah anak merengek dan menangis. Sikap tidak konsisten ini akan membuat anak bingung membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak. Hal ini juga akan membuat anak menggunakan tangisan sebagai senjata untuk mendapatkan keinginannya.
Membandingkan dengan saudara atau temannya
     Membandingkan anak dengan anak lain, bisa membuat dia minder, tidak menjadi dirinya sendiri, dan menjadi seorang yang pendendam.

sumber :  psikologiperkembangan.com

0 komentar:

Posting Komentar