Memahami psikologi
pendidikan anak sangat penting dilakukan oleh para orang tua dan guru. Dengan
memahami psikologi pendidikan anak secara baik, orang tua dan guru dapat
menerapkan metode-metode pendidikan yang sesuai kebutuhan dan tahap
perkembangan anak. Dengan demikian, hasil dari proses mendidik pun akan
optimal.
Psikologi pendidikan anak berbeda-beda di setiap tahap usia. Psikologi
pendidikan anak usia SD tentu saja berbeda dengan psikologi pendidikan anak usia
dini ataupun anak-anak pada jenjang pendidikan di atas sekolah dasar. Untuk
memahami psikologi pendidikan anak usia sekolah dasar, dapat mulai dengan
memahami karaterisktik anak yang duduk di jenjang pendidikan dasar ini. Berikut
ini adalah karateristik yang umum dimiliki anak-anak usia SD.
1. Senang bergerak
Berbeda dengan orang
dewasa yang betah duduk berjam-jam, anak-anak usia SD lebih senang bergerak.
Anak-anak usia ini dapat duduk dengan tenang maksimal sekitar 30 menit.
2. Senang bermain
Dunia anak memang dunia
bermain yang penuh kegembiraan, demikian juga dengan anak-anak usia sekolah
dasar, mereka masih sangat senang bermain. Apalagi anak-anak SD kelas rendah.
3. Senang melakukan
sesuatu secara langsung
Ana-anak usia SD akan
lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan guru jika ia dapat mempraktikkan
sendiri secara langsung pelajaran tersebut.
4. Senang bekerja dalam
kelompok
Pada usia SD, anak-anak
mulai intens bersosialisi. Pergaulan dengan kelompok sebaya, akan membuat anak
usia SD bisa belajar banyak hal, misalnya setia kawan, bekerja sama, dan
bersaing secara sehat.
Dengan memahami karakteristik anak-anak usia sekolah dasar di atas, para
guru dapat memahami psikologi pendidikan anak, yang pada akhirnya mampu memilih
metode pembelajaran yang tepat untuk anak.
Sesuai dengan karakteristik anak-anak usia sekolah dasar di atas, berikut
ini adalah beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, yang
dapat diterapkan oleh para guru.
1. Metode pendidikan
yang memungkinkan anak untuk bergerak atau berpindah tempat.
2. Metode pembelajaran
yang sarat dengan permainan-permainan.
3. Metode pembelajaran
yang memberikan anak kesempatan untuk belajar atau bekerja secara kelompok.
4. Metode pembelajaran
yang memberikan anak kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses belajar.
sumber :
psikologiperkembangan.com
|