twitter
rss


Dalam bidang tahfizul Qur’an SDIT Buah Hati memiliki target agar setip peserta didik minimal telah hapal Juz ‘Amma ketika lulus. Untuk itu diperlukan pula Ustadz-Ustadzah yang telah mendalami ulumul Qur’an, termasuk tahfizul Qur’an. Di samping itu, ustadz-ustadzah SDIT Buah Hati juga harus memiliki hapalan yang bagus akan al-Qur’an. Setidak-tidaknya lebih dari yang ditargetkan kepada peserta didik.
 
Berkaitan dengan hal tersebut, SDIT Buah Hati, pada Hari Ahad, tanggal 24 Februari 2013 kemarin telah mengirimkan dua ustadz (Ustadz Surahman dan Ustadz Ujang) dan 3 ustadzah (Ustadzah Risna, Ustadzah Sugiarti dan Ustadzah Rosa) untuk mengikuti Pelatihan Cepat Menghapal Al-Qur’an dengan Otak Kanan. Acara tersebut diselenggarakan dan bertempat di SMP IT Assalaam Pemakolangan. Semoga dapat ilmu yang telah diperoleh dapat disebarkan ke kawan-kawan dan mendukung program tahfidzul Qur’an di SDIT Buah Hati.

Struktur kurikulum sekolah dasar (SD) terbaru memiliki ciri khas khusus, bahwa semua mata pelajaran dipadukan dalam tema. Meski pun tampak ada 8 mata pelajaran yang dikelompokkan menjadi kelompok A dan B, pendekatan mengajar guru harus bersifat tematik sesuai ketentuan Kemdikbud.


الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعد


Dua Jalan Hidup yang Kita Jalani

Allaah Subhaanahu wa Ta’aala memberikan dua jalan kehidupan pada manusia untuk dipilih dan dijalani, yakni jalan fasik dan jalan takwa. Sehingga setiap manusia akan menjalani kehidupan dengan dua jalan tersebut dan ia akan diminta pertanggungjawabannya.

Allaahu ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan dalam firman-Nya,

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاها قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
Artinya: “Dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu (dengan ketakwaan) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (dengan kefasikan).” [Qs Asy Syam/91: 7-10]


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr/59 : 18)

 1. Pembuatan Keputusan Ideal. Proses pembuatan keputusan hendaknya melibatkan berbagai unsur yang terlibat dalam organisasi sekolah dengan menghidupkan sikap dan perilaku mulia berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah. Keputusan yang didasarkan kepada hasil musyawarah dan kesepakatan bersama akan memiliki pengaruh yang kuat dalam proses implementasinya. Oteng Sutisna (1983:149) menyatakan bahwa “suatu putusan sebenarnya proses memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan alternatif yang mungkin.” Pembuatan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh penyelenggara sekolah yang memiliki dampak pada organisasi. Sebab proses pembuatan keputusan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya. Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan keputusan adalah: (1) menentukan masalah, (2) menganalisa situasi yang ada, (3) mengembangkan alternatif-alternatif kemungkinan, (4) menganalisa alternatif-alternatif kemungkinan, dan (5) memilih alternatif yang paling mungkin.


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akhirnya merilis secara resmi jadwal Ujian Nasional (UN) 2013 melalui laman resmi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud. Jadwal UN 2013 ini tercantum dalam Prosedur Operasi Standar UN yang diunggah pada Rabu (30/1/2013) ini.



WAKTU PENDAFTARAN

  • Tanggal 11 Februari – 30 Maret 2013, Senin s/d Jum’at Pukul 09.00 – 13.00 WIB, Sabtu Pukul 09.00 – 12.00 WIB.
  • Wawancara orang tua dan Observasi Anak, setiap hari Sabtu, Tgl 23 februari,2,9,16,23,30 Maret s/d 6 April 2012. (Jadwal terlampir pada kartu peserta).
  • Pengumuman hasil observasi, Tanggal 27 April 2013

SYARAT DAN KETENTUAN PENDAFTARAN 

  • Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan 
  • Foto copy akta kelahiran sebanyak 2 lembar
  • Foto copy raport TK A semester 1 dan 2 dan Foto copy Laporan Hasil Belajar Peserta Didik TK B semester 1
  • Surat keterangan lulus TK (Foto copy Iijazah menyusul)
  • Pas foto hitam putih 3 X 4 sebanyak 2 lembar 
  • Membayar biaya observasi sebesar Rp. 100.000,- 
  • Materai senilai Rp 6.000,-
  • Usia minimal 5 tahun  8 bulan pada Juli 2013.



     Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dari orang tualah pertama-tama anak mendapatkan berbagai macam pelajaran, yang baik maupun yang buruk. Jika orang tua mampu menerapkan pola didik yang baik, anak akan tumbuh menjadi sosok dengan kepribadian unggul. Sebaliknya, jika orang tua menerapkan cara mendidik yang salah, anak pun tumbuh akan menjadi pribadi yang tidak baik. Pendidikan yang diterima pada masa kanak-kanak akan membangun karakter seseorang hingga dewasa kelak.
     Begitu pentingnya pendidikan yang baik dari orang tua kepada anaknya. Sayangnya, kerap kali orang tua tanpa menyadari telah menerapkan cara mendidik yang salah terhadap anak-anaknya. Akibatnya, karakter-karakter negatif pun terbangun dalam diri anak. Berikut ini adalah cara mendidik anak yang salah, yang kerap dipraktikkan orang tua.
.Terlalu memanjakan dan selalu memenuhi permintaan anak
     Anak yang terlalu dimanja oleh orang tuanya akan tumbuh menjadi pribadi yang lemah dan tidak dapat mandiri. Ia akan selalu bergantung pada orang-orang di sekitarnya. Permintaan yang selalu dituruti, akan membuat anak menjadi malas berusaha dan bekerja keras.
Mengancam dan menakuti-nakuti
     Orang tua sering mengancam dan menakut-nakuti anak saat anaknya sulit dibujuk untuk diam saat menangis atau tidak mau menurut. Anak diancam akan ditinggal pergi atau dipukul. Anak juga ditakut-takuti dengan gambaran hantu, suara petir, atau gelap. Cara mendidik seperti ini akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang penakut. Bahkan mungkin, setelah dewasa ia masih merasakan ketakutan pada hal-hal yang ketika masa kecil dijadikan alat untuk menakutinya.
Menghina dan menyalahkan
     Cara mendidik anak seperti ini akan membuat anak menjadi tidak percaya diri, apalagi jika hal itu dilakukan di depan teman-temannya.
Tidak konsisten
     Sering kali orang tua tidak menunjukkan sikap yang konsisten. Misalnya, suatu ketika melarang anak menonton televisi yang acaranya untuk konsumsi orang dewasa, tetapi di lain waktu membiarkan hal itu dilakukan anak. Atau, mengizinkan anak melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang setelah anak merengek dan menangis. Sikap tidak konsisten ini akan membuat anak bingung membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak. Hal ini juga akan membuat anak menggunakan tangisan sebagai senjata untuk mendapatkan keinginannya.
Membandingkan dengan saudara atau temannya
     Membandingkan anak dengan anak lain, bisa membuat dia minder, tidak menjadi dirinya sendiri, dan menjadi seorang yang pendendam.

sumber :  psikologiperkembangan.com


     Memahami psikologi pendidikan anak sangat penting dilakukan oleh para orang tua dan guru. Dengan memahami psikologi pendidikan anak secara baik, orang tua dan guru dapat menerapkan metode-metode pendidikan yang sesuai kebutuhan dan tahap perkembangan anak. Dengan demikian, hasil dari proses mendidik pun akan optimal.
     Psikologi pendidikan anak berbeda-beda di setiap tahap usia. Psikologi pendidikan anak usia SD tentu saja berbeda dengan psikologi pendidikan anak usia dini ataupun anak-anak pada jenjang pendidikan di atas sekolah dasar. Untuk memahami psikologi pendidikan anak usia sekolah dasar, dapat mulai dengan memahami karaterisktik anak yang duduk di jenjang pendidikan dasar ini. Berikut ini adalah karateristik yang umum dimiliki anak-anak usia SD.
1. Senang bergerak
Berbeda dengan orang dewasa yang betah duduk berjam-jam, anak-anak usia SD lebih senang bergerak. Anak-anak usia ini dapat duduk dengan tenang maksimal sekitar 30 menit.
2. Senang bermain
Dunia anak memang dunia bermain yang penuh kegembiraan, demikian juga dengan anak-anak usia sekolah dasar, mereka masih sangat senang bermain. Apalagi anak-anak SD kelas rendah.

3. Senang melakukan sesuatu secara langsung
Ana-anak usia SD akan lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan guru jika ia dapat mempraktikkan sendiri secara langsung pelajaran tersebut.
4. Senang bekerja dalam kelompok
Pada usia SD, anak-anak mulai intens bersosialisi. Pergaulan dengan kelompok sebaya, akan membuat anak usia SD bisa belajar banyak hal, misalnya setia kawan, bekerja sama, dan bersaing secara sehat.
     Dengan memahami karakteristik anak-anak usia sekolah dasar di atas, para guru dapat memahami psikologi pendidikan anak, yang pada akhirnya mampu memilih metode pembelajaran yang tepat untuk anak.
     Sesuai dengan karakteristik anak-anak usia sekolah dasar di atas, berikut ini adalah beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak, yang dapat diterapkan oleh para guru.
1. Metode pendidikan yang memungkinkan anak untuk bergerak atau berpindah tempat.
2. Metode pembelajaran yang sarat dengan permainan-permainan.
3. Metode pembelajaran yang memberikan anak kesempatan untuk belajar atau bekerja secara kelompok.
4. Metode pembelajaran yang memberikan anak kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses belajar.

sumber : psikologiperkembangan.com