twitter
rss

Suatu malam sebelum tidur aku dan Princess Sasi mengobrolkan film kartun disney tentang Pooh yang mengejar kunang-kunang, anakku tahu seperti apa makhluk itu lewat film2 kartun disney dan buku2 cerita anak, makhluk yang satu ni memang masih membuat gemas dan penasaran imajinasinya yang lumayan jauhi, akhirnya si Princess bertanya padaku,
"Bunda kapan Sasi diliati kunang-kunang?"
O'O 'Thoeng' 'thoeng' bingung juga menjawabnya, lah iya jaman gini dimana dunk mencari kunang2 nan cantik ini? Klo jaman bunda kecil sih mo liat kunang gampang tinggal nginep di rumah Simbah di desa Jrakah yg belum ada listrik klo malam di kebunnya juga suka nongol tu makhluk bercahaya. Tapi kawan, bahkan disana kini makhluk2 menarik inipun sudah tersingkir karena lampu2 listrik sudah menggantikan keindahannya.
Akhirnya dengan berat hati aku berkata tanpa mencoba menjanjikan pada si Princess


Membaca status mbak Agnes T. H selalu seru pisan (bayangin aza yg coment mpe 100 lebih kayaknya sih masih bakalan nambah hehehhe), mungkin yg baca pada langsung kena kali yaaa.... apa lagi daku yg NB 'nyak buat anak SD sekaligus juga guru SD huaaaaa...... duh klo baca2 education and students di Negeri Belande dari segala catatan Nyak Agnes  huhuhu bikin ngiri seumur umur dweh.
So dikit2 aku tiru juga sih pokoke anak2 happy ke Sekolah gitu maksudku... kadang aku juga deg2 an dengan komentar si kecil yg sekarang kelas 1 SDIT pokoknya kudu pasang telinga baek2 deh Suatu hari dia pernah menyelutuk
"Bu, Ri2 katanya pengen pindah ke SD X tuh soalnya bosen di SD ini...."
"ding dong" pasang telinga baik2 ni dengar lanjutannya




Nur Apriani, nama yang diberikan Ibunda Sumirah dan Bapak Roeslani  (alm) , terlahir di kota ikhlas, tanggal 26 April 1978. Masa kecil hingga bangku SMA  dinikmati juga di kota ini di sebuah rumah penuh kenangan yang cukup luas bersama seorang kakak perempuan “Heni Setyowati “ seorang yg serba bisa, cekatan, koleris dan seorang adik laki-laki yang subhanallah memberi warna tersendiri untuk keluarga kami, serta beberapa saudara sepupu dari Comal dengan jumlah cukup banyak yang ikut tinggal di rumah kami karena  mereka meneruskan sekolah lanjutan di Pemalang. Warna-warni pelangi tergores indah dengan sadar ataupun tanpa sadar dari mereka untuk kehidupan anak manusia yang lebih senang dengan satu nama panggilan saja “APRI” . Menurutnya nama Apri sangat cocok untuk dirinya…daripada nama panggilan Nur atau Ani, ada kesan tersendiri yang tak bisa diungkap lewat kata…walaupun dulu sempat protes ke ortu
“ Kok yo ndak kreatif buanget cuma buang huruf L aja dari nama bulan,ntar kalo anaknya ndak kreatif gimana???”he…



Waktu itu tanggal 18 juli 2005, pertama kali ku injakkan kakiku di sdit buah hati, yg pada saat itu ada semangat pada diriku untuk mulai mengajar walaupun pertama kali muridku hanya 8 anak. Aku bangga pada anak didikku karna tdk ada rasa kecewa atau malas dalam menerima pembelajaran walau mereka tahu mereka sekolah di sekolah yg baru dengan tempat dan fasilitas yg sangat tidak memadai bahkan kalau boleh dikata sangat tdk layak untuk sebuah sekolah karena masih memimjam tempat, mereka anak didikku tetap semangat menerima pelajaran olah raga, ya olah raga adalah mata pelajaran yang diamanahkan yayasan untuk ku ampu.
Pada saat itu tdk ada pikiran lain dalam benakku kecuali hanya mengajar dan mengajar, aku tdk mempersalahkan berapa aku di hargai dalam mengajar di sekolah rintisan ini, dan aku pun bangga pada guru seangkatanku merekapun tdk pernah mengeluh, dan dalam benak mereka bagaimana mereka bisa memberikan ilmunya semaksimal yg mereka punyai, kami pada saat itu salaing mengisi dan saling memberi, hati kami benar benar bersih untuk mendidik anak murid kami, alhamdulillah seiring dengan waktu sekolah yg dulu hanya dipandang sebelah mata oleh dinas karena tdk mempunyai tempat yg permanen, sekarang menjadi sekolah yg luar biasa, menjadi sekolah unggulan dan selalu ditunggu pendaftarannya oleh para orang tua murid yg ingin mendaftarkan anak anaknya untuk di didik di sekolah dasar islam terpadu Buah Hati Pemalang dan sekarangpun banyak yg ingin daftar untuk menjadi tenaga pendidik di sekolah ini.
Sekarang aku bisa tersenyum bangga pada sekolah tempatku mengajar, karena murid2ku pun bertambah banyak demikian juga dengan dewan gurunya luar biasa, mereka punya semangat yg tinggi dlm kegiatan pembelajaran, mudah mudahan Alloh tetap menjaga hati ini dari sifat yg dapat merusak persaudaraan diantara kami. Sehingga nantinya sekolah kami benar benar menjadi sekolah unggulan di kabupaten pemalang.


Surahman, SEI

Membuat peserta didik tertawa, itu mudah saja kulakukan. Membuat anak-anak menangis dalam muhasabah, insya Allah aku juga bisa. Akan tetapi satu hal yang aku merasa kewalahan, mengatasi anak ngambek.
Pernah suatu ketika ada anak baru, pindahan dari sekolah lain yang ngambek. Dia bentrok dengan teman-temannya. Dia tinggalkan sekolah, pergi ke tengah sawah. Semakin dikejar semakin menjauh. Kukejar pula dia. Akhirnya mentok, dia kepojok. Pada ujung persawahan ada tembok tinggi. Sebelah utara tembok SLB dan sebelah barat tembok SMA. Merasa tak ada jalan untuk lari, anak itu terduduk.
Kudekati dia, tetap duduk. Aku pun duduk di sampingnya. Seribu rayuan kuberi, agar dia mau kembali. Seribu argumen kuungkap pula, tapi dia tak peduli. Tak bergeming. Beberapa waktu lamanya, kami duduk berdua, di pinggir sawah, mojok mepet tembok..
Aku hampir dibuatnya jengkel. Sedikit demi sedikit mulai keluar dari mulutku kalimat-kalimat ancaman. Tapi sama saja, tak mempan. Aku menyerah.



AZHAR KUSUMA, S.Pd dilahirkan  di  Kabupaten Cirebon tepatnya di Desa Waledkota Kecamatan Waled  pada   tanggal 04 Desember   1986  merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara  pasangan  suami istri  H. Ebo Suparba dan Hj. Djuriah (Alhamdulillah sampai saat ini mereka masih ada dan selalu menunggu kedatangan putra tercintanya). Bertempat tinggal di D’Trans Quality 2 Blok C8 Kelurahan Bojongbata Kec. Pemalang


Surahman, SEI, lahir dan tumbuh di keluarga sederhana di Magelang. Menjalani masa SD sampai SMP di Magelang. Kemudian melanjutkan di SMK N 1 Tempel Yogyakarta. Pada tahun 2000 Surahman lulus dari sekolah tersebut dengan nilai terbaik satu jurusan. Selanjutnya melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Jogjakarta. Karena prestasinya, Surahman merampukngkan S1 selama kurang lebih 3 tahun dengan tanpa membayar bea kuliah. Dia mendapat beasiswa Full Study (gratis biaya kuliah). Mohon do’a agar dapat melanjutkan S2 dan seterusnya.

        Terlahir pada tanggal tiga oktober 1985. Nama yang diberikan adalah Hananto Widhiaksono yang artinya kekuatan yang diberikan oleh Tuhan. Hananto (ananta)-kekuatan, widhi (sang hyang widhi)-tuhan dan aksono-pemberian. Masa kecil  dihabiskan di desa Taman kabupaten Pemalang sebuah kota kecil di wilayah Pantura (pantai utara jawa). Masa Sekolah Dasar dilalui di SDN 3 Taman pada pagi hari dan pada sore hari menghabiskan waktu untuk belajar Al Quran di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Mambauth Thalibin di bawah asuhan Ustadz. K.H. Imam Nachrowi alumnus pondok pesantren Weleri Kendal.